Proses Terbentuknya Terumbu Karang
Selasa, 16 Agustus 2022
PROSES TERBENTUK TERUMBU KARANG - Terumbu karang mempunyai peranan yang sangat penting baik untuk keselamatan bumi, juga bisa menjadi paru paru dunia. Karena terumbu karang bisa menyerap zat zat karbomonoksida di udara serta bisa mencegah dari pemanasan global.
terumbu karang
Banyak upaya dari konservasi terumbu karang dengan membuat karang buatan semisal transplantasi karang, rumah ikan bahkan membuat rumpon dengan menenggelamkan kapal. kesemuanya adalah untuk kembali menumbuhkan karang yang sudah mati.
Terumbu karang |
teori terbentuknya terumbu karang
Menurut BIRD (1976) terdapat tiga teori terbentuknya terumbu karang berdasarkan bidang ilmu geologi. Ketiga teori tersebut adalah ’Subsidence theory’ yang diusulkan oleh Darwin, ’Anthecendent platform theory’ yang diusulkan Murray dan ’Glacial control theory’ yang diusulkan oleh Daly.
Teori Subsidence theory
’Subsidence theory’ atau teori penurunan lempengan kerak bumi di dasar samudra akibat aktivitas gunung berapi.
Teori Anthecendent platform theory
'Anthecendent platform theory' adalah teori yang mengemukakan bahwa keberadaan terumbu karang bermula saat terbentuknya koloni antara koral dengan alga di dasar laut.
Teori ini tidak membahas mengenai terjadinya perubahan pada permukaan tanah ataupun laut, sehingga teori ini dianggap memiliki terlalu banyak kelemahan oleh para pakar geologi.
Teori Glacial control theory
'Glacial control theory' adalah teori yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan terumbu karang erat hubungannya dengan perubahan perubahan paras muka laut akibat perubahan massa es mulai dari jaman Pleistosen sampai resen
SEJARAH TERBENTUKNYA TERUMBU KARANG
Sejarah terbentuknya terumbu karang menurut dugaan beberapapakar geologi seperti SHEPARD (1971), KUENEN (1960), BIRD (1976) dan MATER & BENNET (1984) berbeda - beda, namun intinya serupa yaitu bahwa 75 % dari seluruh terumbu karang terbentuk pada masa Pleistosen.
Menurut MATHER & BENNETH (1984) saat itu terjadi "tectonic subsidence”(penurunan lapisan kerak bumi di dasar samudra akibat letusan gunung berapi) dan fluktuasi paras muka laut akibat terjadinya perubahan massa es mulai jaman Pleistosen hingga
perioda resen yang mengakibatkan variasi pada kedalaman laut di sepanjang
paparan kontinental (continental shelf).
Terjadinya variasi pada kedalam laut di
sepanjang paparan kontinental inilah yang menyebabkan tumbuhnya karang secara berkesinambungan.
Menurut teori Darwin baik atol maupun barrier reef berasal dari gunung berapi
bawah laut, dengan demikian terbentuknya terumbu karang erat hubungannya dengan
proses pemekaran kerak bumi.
Menurut skenario GUILLE et al. (1996) sejarah terbentuknya
atol berdasarkan hasil penelitian berbagai dasar ilmu geologi seperti pengukuran
umur (dating) pada batuan vulkanik, penelitian struktur geologi dengan menggunakan
seismik dan penelitian paleomagnetik untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
perubahan kandungan magnetik (polarisasi atau anomali) secara lokal maupun
regional selama terjadinya perekahan lempengan kerak bumi. Model sederhana yang
disebut teori titik panas (hotspot teori) adalah sebagai berikut:
- (1) terjadi aktivitas magmatik pada suatu titik panas (hotspot); (
- 2) titik panas tersebut kemudian tumbuh dan berkembang menjadi gunung berapi yang berada di dasar samudra;
- (3) setelah gunung berapi dasar samudra itu meletus dan menjadi tidak aktif;
- (4) dalam beberapa juta tahun gunung berapi tersebut berubah menjadi pulau yang kemudian mengalami pergeseran dari posisi semula oleh pergerakan kerak bumi;
- (5) pulau tersebut kemudian ditumbuhi beberapa formasi karang menjumbai (fringing reefs) yang kemudian berkembang menjadi barrier reefs, atol dan terakhir menjadi sebuah gunung kecil di laut (guyot).
Secara garis] besar perkembangan gunung berapi menjadi atol
adalah demikian, dan proses tersebut akan terulang kembali pada gunung berapi
yang terbentuk kemudian.
Untuk lebih jelasnya gambaran skematis tentang
skenario terbentuknya atol dari gunung api Berdasarkan penelitian geologi dapat
diketahui bahwa setiap atol memiliki skenario pembentukkan yang berbeda. GUILLE
et al. (1996) telah menyusun suatu model evolusi dari atol Mururoa di perairan
Polinesia sejak dari kemunculannya yang pertama yaknisebagai berikut:
- (1) 12 juta tahun yang lalu terbentuk gunung berapi bawah laut;
- (2) 0,2 juta tahun kemudian (11,8 juta tahun yang lalu) berkembang menjadi gunung merapi dewasa (massif),
- (3) 2,3 juta tahun kemudian (9,5 juta tahun yang lalu) terjadi penurunan kerak bumi (subsidence) setelah letusan gunung api mereda (cessation), sebagian besar bentukan bekas gunung api tersebut terendam dan menyisakan bentukan pulau/gunung kecil. Bentukan pulau tersebut dikelilingi oleh cincin yang terbentuk dari hasil sedimentasi karbonat;
- (4) mulai dari 9,5 juta tahun yang lalu hingga 5 juta tahun yang lalu seluruh bentukan bekas gunung api tenggelam, yang tersisa adalah cincin karbonat yang kemudian disebut sebagai atol.
Demikian sekilas mengenai prose terjadinya terumbu karang, semoga informasi ini bermanfaat.