Sejarah Singkat Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara
Selasa, 16 Agustus 2022
SEJARAH SINGKAT " BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA - Rentang sejarah Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara dapat dikatakan
dimulai pada tahun 1971, diawali dengan berdirinya lembaga Research Center
Udang (RCU) yang secara hierarkhi berada di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Perikanan, Departemen Pertanian.
Sasaran utamanya
adalah meneliti siklus hidup udang windu (Penaeus
monodon) dari proses kematangan telur (gonad), perkembangan
larva hingga dewasa secara terkendali untuk selanjutnya dibudidayakan di
tambak.
BBAPP Jepara |
Pada
tahun 1978 berdasarkan SK Menteri Pertanian RI No. : 306/Kpts/Org/5/1978 tentang
susunan organisasi dan tatalaksana balai, telah diatur dan ditetapkan lembaga
yang semula bernama Research Center Udang menjadi Balai Budidaya Air Payau
(BBAP).
BBAP Jepara ini merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada dibawah Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian. Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi akuakultur, dimana komoditas yang dikembangkan tidak hanya terbatas pada udang windu saja, tetapi juga komoditas ikan bersirip, ekinodermata dan moluska air.
BBAP Jepara ini merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada dibawah Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian. Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi akuakultur, dimana komoditas yang dikembangkan tidak hanya terbatas pada udang windu saja, tetapi juga komoditas ikan bersirip, ekinodermata dan moluska air.
Pada
periode ini BBAP Jepara telah berhasil menorehkan prestasi gemilang yang
menjadi pendorong bagi perkembangan industri udang secara nasional.
Keberhasilan yang diraih adalah dengan diterapkannya teknik pematangan gonad induk udang dengan cara ablasi mata, sehingga hal tersebut dapat mengatasi kesulitan penyediaan induk matang telur.
Dimana Induk Matang Telur yang pada masa itu merupakan masalah yang serius. Dengan keberhasilan penemuan teknik ablasi mata tersebut telah berpengaruh positif terhadap pengembangan usaha pembenihan (hatchery).
Keberhasilan yang diraih adalah dengan diterapkannya teknik pematangan gonad induk udang dengan cara ablasi mata, sehingga hal tersebut dapat mengatasi kesulitan penyediaan induk matang telur.
Dimana Induk Matang Telur yang pada masa itu merupakan masalah yang serius. Dengan keberhasilan penemuan teknik ablasi mata tersebut telah berpengaruh positif terhadap pengembangan usaha pembenihan (hatchery).
Selanjutnya
selain keberhasilannya dalam hal teknik ablasi mata, pada periode 1979-1988 BBAP Jepara juga telah berhasil melakukan
pengkajian teknologi pembenihan udang skala rumah tangga (backyard hatchery).
Dalam waktu yang singkat usaha backyard hatchery ini telah berkembang dan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir & nelayan sekitar Jepara. Sejak tahun 1993 usaha ini mulai berkembang ke daerah-daerah lain di Indonesia.
Pada
era masa kepemimpinan Presiden KH. Abdulrahman Wahid, telah dibentuk Departemen
Eksplorasi Laut dan Perikanan yang merupakan cikal bakal Kementerian Kelautan
dan Perikanan. Hingga akhirnya berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan
No. : 26C/MEN/2001,
BBAP Jepara mengalami perubahan nama & status (eselonisasi) menjadi Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP), peningkatan status dari eselon III menjadi eselon II. Kedudukan BBPBAP Jepara merupakan Unit Pelaksana Teknis yang secara administratif dan teknis bertanggung jawab pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan & Perikanan.
BBAP Jepara mengalami perubahan nama & status (eselonisasi) menjadi Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP), peningkatan status dari eselon III menjadi eselon II. Kedudukan BBPBAP Jepara merupakan Unit Pelaksana Teknis yang secara administratif dan teknis bertanggung jawab pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan & Perikanan.
Demikian sejarah singkat tentang Balai Besar pengembangan Air Payau Jepara.