Nama Alat Tangkap Di Danau Limboto
Selasa, 04 April 2023
Nama Alat Tangkap Di Danau Limboto - Danau Limboto Danau
Limboto merupakan salah satu sumber daya alam yg dimiliki Provinsi
Gorontalo ketika ini. Letak dan geografis nya yang berada di provinsi
gorontalo menjadikan danau limboto aset yang berperan dalam memajukan
sektor perikanan di provinsi gorontalo.
Areal
wilayah danau ini berada pada dua wilayah yaitu + 30 % wilayah Kota Gorontalo
& + 70 % pada daerah Kabupaten Gorontalo dan menjangkau lima
kecamatan.
Danau Limboto kini berada dalam syarat yg sangat
memperihatinkan karena mengalami proses penyusutan & pendangkalan
akibat sedimentasi yg mengancam keberadaannya dimasa yang akan tiba. Dan tak elak akan menjadikan beberapa nelayan yang bermata pencaharian menangkap ikan akan terganggu.
Nelayan Danau Limboto menggunakan istilah penamaan alat tangkap ikan berdasarkan pada nama lokal. Dan nama lokal tersebut adalah bentuk kearifan budaya nekayan di sekitar danau Limboto
Nelayan Danau Limboto menggunakan istilah penamaan alat tangkap ikan berdasarkan pada nama lokal. Dan nama lokal tersebut adalah bentuk kearifan budaya nekayan di sekitar danau Limboto
Nama Alat Tangkap DI Danau Limboto
DUDAYAHO
DUDAYAHO |
Pemilik Bapak
Ikon dengan lokasi di Pentadio. Alat tangkap ini dioperasikan di tengah danau
Limboto dengan waktu pengoperasian 5 sore sampai 7 pagi. Biasanya alat tangkap
ini dioperasikan dalam 1 minggu sekitar 5 hari. Hasil tangkapan yang diperoleh
adalah ikan mujair dan nila.
Jumlah ABK yang mengoperasikan ini 2 orang, dengan
jumlah hasil tangkapan per malam 5-10 kg. Pendapatan yang diperoleh pada saat
angin timur sekitar Rp. 100.000 sampai Rp. 200.000, sedangkan pada saat angin
barat sebesar Rp. 35.000. Biaya pembuatan alat tangkap ini sebesar Rp.
200.000,-, dengan umur ekonomis 3 bulan.
Biasanya alat tangkap ini menggunakan
mata jaring berukuran 11/4, 1.5 dan 2 inci. Biaya
pembuatan perahu Rp. 4 juta dengan umur ekonomis 6 tahun. Rata-rata per orang
memiliki alat tangkap 2-3 jenis alat tangkap. Jumlah nelayan yang memiliki alat
tangkap ini ada sekitar 13 orang.
BU’ILI
Pemilik Bapak Arlan dengan
lokasi Pentadio. Alat tangkap ini dioperasikan pada 05.00 sampai 10.00 dengan
kedalaman 1,5 meter. Hasil tangkapan yang diperoleh ikan gabus, tawes, sapu
sapu dan mujair.
Dalam 1 kali operasi alat tangkap ini 4 kali diangkat dan
dalam 1 tahun dioperasikan pada bulan Februari, Maret, Mei, Agustus dan
Desember. Pendapatan yang diperoleh nelayan sekitar Rp. 40.000 sampai Rp.
200.000 per hari. Biaya eksploitasi : rokok (2 bungkus @ Rp. 15.000), nasi (4
bungkus @ Rp. 25.000), bensin (3 botol @ Rp. 8.000 = Rp. 60.000), biaya servis
mesin ketinting Rp. 300.000. Biaya pembuatan
alat Rp. 160.000 dengan umur ekonomis 1-2 minggu (rusak karena kepiting). Biaya
pembelian mesin ketinting Rp. 2.500.000 (mesin bekas) dan perahu Rp. 1.500.000.
Jumlah nelayan yang memiliki alat tangkap ini sekitar 50 orang.
TAYANGO 1”
Alat tangkap ini dalam satu
tahun dioperasikan dari bulan Juni-Oktober, sehingga dalam 1 tahun ada 50 kali.
Hasil tangkapan yang diperoleh adalah ikan mujair kecil, ikan gabus. Pendapatan
yang diperoleh nelayan Rp. 20.000 sampai Rp. 50.000 per hari. Biaya pembuatan
alat tangkap ini sebesar Rp. 500.000
BU’ILI
Alat tangkap ini juga dapat
ditemukan di Desa Iluta. Biasanya dioperasikan pada jam 7 pagi. Ukuran utama
perahu 610 x 180 x 60 cm dengan menggunakan mesin Yamaha 5,5 PK. Pendapatan
yang diperoleh Rp. 50.000-75.000 per hari. Biaya pembuatan alat Rp. 200.000.
Biaya pembelian perahu Rp. 1.500.000 kondisi bekas, sedangkan jika perahu baru
Rp. 5.000.000.
BANI
Nama pemilik Sumardi.
Biasanya dioperasikan dalam seminggu 2 kali dengan sekali tebar antara 100-300
ban. Hasil tangkapan yang diperoleh adalah ikan hulu’ Alat tangkap ini sudah
ada sejak 2 tahun lalu (sekitar tahun 2013). Biaya pembuatan alat tangkap ini Rp.
60.000. Jumlah nelayan yang menggunakan alat tangkap ini 20 orang
BUNGO / BUBU
Jumlah ABK yang
mengoperasikan alat tangkap ini 2-3 orang. Hasil tangkapan yang diperoleh
adalah ikan manggabai, hulu’, sapu sapu, kepiting, sidat, udang, belut. Setiap
1 minggu alat ini diangkat untuk diambil hasilnya. Biaya pembuatan alat ini Rp.
500.000. Jumlah nelayan yang memiliki alat ini 15 orang
BUNGGO PRALON
Nama pemilik Ato’. Jumlah
unit yang ditebar antara 50-200 unit. Hasil tangkapan yang diperoleh adalah
ikan sidat, manggabai. Biaya pembuatan alat tangkap ini Rp. 140.000.
BUNGGO BAMBU
Hasil tangkapan yang
diperoleh adalah sidat, manggabai. Biaya pembuatan alat tangkap ini Rp. 15.000.
TOMBAK / TOTOBONGO
Hasil tangkapan yang
diperoleh ikan mas, tawes, koan. Biasanya alat tangkap ini dioperasikan disekitar
bibilo dengan waktu operasi pada pagi / malam hari.
BIBILO
Merupakan sejenis rumpon
yang merupakan kumpulan tanaman air yang diikat menjadi satu dan dipancang di
danau. Jenis tanaman yang berada di bibilo ini kangkung, rerumputan dan eceng
gondok. Biasanya 1 orang dapat memiliki 3 bibilo.
SEROK ROTAN
Nama pemilik Raden dan
Djala dengan lokasi di desa Tunggalua. Cara pengoperasian dengan menggunakan
rumpon sebanyak 100 dan diangkat seminggu sekali, dengan biaya pembuatan rumpon
Rp. 20.000. Waktu operasi penangkapan jam 05.00-08.00. hasil tangkapan yang
diperoleh adalah udang. Jumlah nelayan yang memiliki alat ini 30-40 orang
SEROK BAMBU
Hasil tangkapan yang
diperoleh ikan payangka, udang dengan harga jual ikan Rp. 5000 dalam kondisi
basah per kg, sedangkan jika kering Rp. 5000 per ½ kg
TAPILO
Nama pemilik Iswan. Jumlah
ABK yang mengoperasikan alat ini 3 orang. Alat ini biasanya untuk menangkap
ikan gabus dengan menggunakan umpan yang digunakan payangka dan manggabi yang
diperoleh dari pengoperasian alat tangkap ban dan buili. Jumlah mata pancing yang
digunakan 100 mata pancing.
Pengoperasian alat tangkap ini dari jam 3 sore
sampai 7 pagi. Pengoperasian alat tangkap ini seminggu 2x dan dalam 1 tahun
hanya dioperasikan selama 3 bulan. Jika dioperasikan di bibilo ada 20-30
pancing, dengan jarak antar pancing 3 m. Harga 1 kg ikan gabus (berisi 3 ekor)
Rp, 100.000
TOTAYANGO
Nama pemilik Yahya. Alat
tangkap ini dapat ditemukan di Desa Bua. Biasanya dioperasikan saat kondisi air
di danau dalam keadaan turun. Hasil tangkapan yang diperoleh hampir semua jenis
ikan tertangkap. Biaya pembuatan alat tangkap ini sekitar Rp. 500.000 sampai
Rp. 1.000.000. Jumlah nelayan yang memiliki alat ini ada 7 orang.
OLATE
Alat tangkap ini dapat
ditemukan di Desa Huntu. Jumlah nelayan yang memiliki alat tangkap ini 1 orang
dengan jumlah unit 20 buah.
ILE ILE
Alat tangkap ini digunakan
untuk menangkap ikan gabus dengan menggunakan umpan ikan hulu’. Jumlah nelayan
yang memiliki alat tangkap ini ada 20 orang.