PUKULAN TELAK JARGON POROS MARITIM - Pada tanggal 5 bulan Oktober jam 15,00 WIB bertempat di lantai. Pelabuhan perikanan Samudera Nizamjaman telah dilaksanakan Konfrensi Pers
P3MB, Astuin dan HNPN dalam rangka Mogok Nasional Pabrik dan Kapal Ikan yang
akan dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 10 Oktober 2016.
Hadir dalam acara
tersebut Ketua P3MB Bpk. Tahmid Widiasto, Sekjen P3MB Bpk. Edi Surya, Ketua
HNPN Bpk. James Thens, Sekjen HNPN Bpk. Rendra Purdiansyah, Ketua Astuin yang
diwakili oleh Bpk. Rizal serta sekitar 60 orang pengusaha yang tergabung dalam
P3MB, Astuin dan HNPN.
Pukulan Telak Jargon Poros Maritim - Dalam kesempatan
tersebut Ketua P3MB memaparkan tentang latar belakang rencana dilakukannya
mogok nasional operasional Pabrik dan Kapal Perikanan yaitu adanya kebijakan
yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Perum Perindo
dimana kebijakan tersebut sangat merugikan pengusaha dalam berinvestasi
diantaranya :![]() |
demo nelayan |
2. Oligopoly dalam menentukan harga solar oleh Perum Perindo.
3. Tempat pengisian solar / SPBB diwajibkan bagi hasil sebesar 25 % dimana pihak Perum Perindo tanpa menyertakan modal.
4. Pembatasan Ukuran Kapal s/d 150 gt
5. Permen 56 Tahun 2014 tentang Moratorium dan Permen 57 Tahun 2014 tentang Transhipment
6. Kenaikan dan lama tambat labuh kapal yang dihitung per 10 hari.
7. Lama waktu perizinan yang tidak pasti

Terdapat tiga sasaran yang
ingin dicapai, yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama nelayan,
penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan devisa negara.
Sehingga para pengusaha ini kembali menyuarakan kepada pemegang kewenangan agar merealisasika Inpres no 7 tahun 2016. Tindakan ini menyusul gerakan mogok yang ada di pelabuhan benoa bali, Bitung dan Pantura.
Sehingga para pengusaha ini kembali menyuarakan kepada pemegang kewenangan agar merealisasika Inpres no 7 tahun 2016. Tindakan ini menyusul gerakan mogok yang ada di pelabuhan benoa bali, Bitung dan Pantura.

Dampak yang dirasakan langsung adalah pelaku ekonomi di wilayah sentra sentra perikanan. Para buruh dan pekerja pabrik pun Setidaknya akan mengalami kekhawatiran akan keberlangsungan pekerjaannya.
Mereka para pekerja pabrik takut kalau semisalnya akan terkena PHK. Padahal sebelum aksi mogok nasional ini. Banyak kapal dan nelayan di wilayah Pantura harus Mogok dahulu.
Mereka Mogok karena terdampak Permen 02 bahkan keadaan ini masih belum ada solusinya sampai saat ini. Sudah berapa banyak nelayan yang harus kehilangan dan beralih profesi.
Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya. Kementrian kelautan dan perikanan sudah jangan terlalu jauh dahulu untuk menjaga kedaulatan. Kedaulatan akan sirna kalau ketahanan pangan dan ekonomi rakyat tak menentu. Kalau Ketahanan pangan kuat maka dengan sendirinya para nelayan inilah garda terdepan penjaga kedaulatan NKRI.
Jargon Poros maritim akan dengan sendirinya hilang di telan bumi. Para nelayan inilah yang menjadikan maritim kita kuat.
Di tangan para nelayan ini kelautan dan perikanan di kelola dan di tangan para nelayan ini juga kedaulatan laut di jaga. Jadi apabila kita bicara poros maritim maka porosnya adalah nelayan.

Di tangan para nelayan ini kelautan dan perikanan di kelola dan di tangan para nelayan ini juga kedaulatan laut di jaga. Jadi apabila kita bicara poros maritim maka porosnya adalah nelayan.