RESPON LARVA IKAN TERHADAP ITENSITAS CAHAYA
Selasa, 04 April 2023
Tambah Komentar
Respon Larva Ikan Terhadap Intesitas Cahaya - Cahaya merupakan faktor eksternal
dan ekologi yang penting, termasuk spektrum warna, intensitas dan fotoperiodik.
Karakteristik cahaya sangat spesifik dalam lingkungan perairan dan sangat
bervariasi di alam. Ambang intensitas cahaya minimal yang dibutuhkan untuk
perkembangan dan pertumbuhan larva ikan. Dan Saat Ini penggunaan Cahaya terbukti bisa mendatangkan larva ikan dan larva ikan akan mendatangkan ikan yang lebih besar.
Pada kondisi pencahayaan gelap, larva cenderung bergerak menyebar dalam mencari
mangsa. Sehingga membutuhkan energi yang lebih tinggi. Aktivitas metabolisme
yang tinggi memerlukan energi yang besar sehingga laju penyerapan kuning
telurnya menjadi lebih cepat.
Larva ikan pada hari pertama setelah menetas tidak ditemukan adanya pigmen pencahayaan pada matanya dan sedikit sekali diferensiasi penglihatan. Pada hari ketiga pigmen dengan retina yang bertingkat dan sel penglihatan telah berkembang. Selanjutnya pada hari kelima saraf optik dan cone (sel berbentuk kerucut pada retina) telah berkembang.
Respon Larva Ikan Terhadap Intesitas Cahaya
Alat Bantu Cahaya
Intensitas dapat bervariasi, sebagai contoh antara 50 dan 150 lux untuk ikan
Sparus auratus. Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dan berkembang pada
intensitas cahaya yang sangat rendah adalah seperti pada beberapa spesies larva
ikan pelagis, sementara ikan kakap (Morone saxatilis).
Pada saat larva ikan umumnya hidup di daerah estuaria dengan air yang keruh. Juvenil ikan herring Clupea harengus, berenang cepat dan bertahan hidup ketika berpindah ke perairan yang gelap.
Pada saat larva ikan umumnya hidup di daerah estuaria dengan air yang keruh. Juvenil ikan herring Clupea harengus, berenang cepat dan bertahan hidup ketika berpindah ke perairan yang gelap.
Ketika larva berubah menjadi juvenil maka rods (sel berbentuk batang pada
retina) telah terbentuk. Cone dan rods merupakan fotoreseptor yang aktif
bekerja dan peka terhadap gelap dan terangnya cahaya.
Cone bekerja ketika kondisi terang, sedangkan rods bekerja pada kondisi gelap/samar. Dengan berkembangnya adaptasi terhadap gelap dan terang maka ikan muda (juvenil) mudah dalam menangkap mangsa. Aktivitas pemangsaan yang sukses akan menunjang pertumbuhan juvenil.
Cone bekerja ketika kondisi terang, sedangkan rods bekerja pada kondisi gelap/samar. Dengan berkembangnya adaptasi terhadap gelap dan terang maka ikan muda (juvenil) mudah dalam menangkap mangsa. Aktivitas pemangsaan yang sukses akan menunjang pertumbuhan juvenil.
beberapa larva ikan masih belum berkembang organ penglihatannya secara sempurna
sehingga sedikit sekali diferensiasi dalam membedakan cahaya terang dan gelap.
Pada kondisi pro larva, cahaya dibutuhkan untuk stimulus pewarnaan (pigmentasi)
pada organ penglihatan dan warna tubuh, suatu peristiwa yang penting di awal
pertumbuhan dan perkembangan larva.
Secara umum, lama waktu penyinaran mempengaruhi kecepatan perkembangan larva.
Ada atau tidaknya cahaya dapat memberikan pengaruh aktivitas yang berbeda
terhadap larva ikan.
Pergerakan aktivitas larva akan mempengaruhi laju penyerapan kuning telur saat larva berkembang dari pro larva menuju post larva. Efisiensi penyerapan kuning telur yang tinggi dapat terjadi akibat dari aktivitas larva yang rendah, sehingga kuning telur lebih banyak terserap untuk pertumbuhan.
Pergerakan aktivitas larva akan mempengaruhi laju penyerapan kuning telur saat larva berkembang dari pro larva menuju post larva. Efisiensi penyerapan kuning telur yang tinggi dapat terjadi akibat dari aktivitas larva yang rendah, sehingga kuning telur lebih banyak terserap untuk pertumbuhan.
Tingkat intensitas cahaya dibutuhkan untuk mengoptimasi pertumbuhan larva.
Intensitas cahaya 600 – 1300 lx dapat meningkatkan pertumbuhan pada ikan
seabream, sementara larva ikan kakap berkembang secara optimal pada 600 lx.
Pada spesies lain, level optimum lebih rendah seperti pada atlantic halibut,
pertumbuhan terbaik pada 1-10 lx.
Disamping itu juga terdapat beberapa ikan yang sensitif terhadap intensitas cahaya yang tinggi. Hal ini terlihat pada ikan Southern flounder ( paralichtis lethogstigma ) yang dicobakan pada kisaran 340 – 1600lx dan tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan metamorphosis, pada spesies yang sama juga ditemukan perbedaan pigementasi pada post metamorphosis larva.
Disamping itu juga terdapat beberapa ikan yang sensitif terhadap intensitas cahaya yang tinggi. Hal ini terlihat pada ikan Southern flounder ( paralichtis lethogstigma ) yang dicobakan pada kisaran 340 – 1600lx dan tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan metamorphosis, pada spesies yang sama juga ditemukan perbedaan pigementasi pada post metamorphosis larva.
Peristiwa pergerakan berkumpulnya larva ikan di bawah cahaya dapat dibedakan
sebagai peristiwa langsung yakni ikan–ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul
dan peristiwa tak langsung yakni karena ada cahaya maka plankton dan ikan–ikan
kecil berkumpul kemudian ikan–ikan kecil berkumpul kemudian ikan yang dimaksud
datang berkumpul dengan tujuan feeding (mencari makan).
Larva gurame lebih
mudah mendapatkan pakannya saat ada cahaya yang dibuktikan dengan jumlah pakan
paling banyak ditemukan dalam lambung larva gurame pada saat siang hari atau
ada cahaya. Artemia bersifat fototaksis positif dan cenderung bergerombol
mendekati sumber cahaya. Hal tersebut akan memudahkan larva ikan dalam
menangkap artemia sebagai mangsanya.
Variasi pertumbuhan juga dapat dijelaskan melalui aktivitas larva memburu
mangsa, dan sangat tergantung pada perkembangan penglihatan larva. Intensitas
cahaya yang rendah dibutuhkan untuk mengembangkan aktivitas berburu secara
normal.
Larva sea bream lebih menyukai cahaya yang redup dengan tingkat
kelangsungan hidup dan efisiensi pakan yang tinggi dibanding pada cahaya yang
terang. Berdasarkan nilai rata-rata tingkat kelangsungan hidup yang dicapai
maka suhu 28 oC merupakan suhu yang terbaik bagi kehidupan larva
Belum ada Komentar untuk "RESPON LARVA IKAN TERHADAP ITENSITAS CAHAYA"
Posting Komentar